Berkelompok dan berdampak baik
Berkelompok dan
berdampak baik. Bijaklah dalam memilih
teman!
(sudah terbit di hipwee community)
Manusia adalah ciptaan
Tuhan yang paling sempurna dan yang paling mulia dibanding dengan ciptaan
lainnya. Saya pikir, jika dilihat dari derajad hidupnya, setiap manusia di muka
bumi adalah sama. Satu hal yang membedakan satu manusia dengan manusia lainnya
mungkin hanyalah iman dan itupun hanya Tuhan yang tahu.
Entah bagaimana, tapi
saya pikir salah satu kecenderungan umat manusia adalah membentuk kelompok.
Yah, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan dia
membutuhkan orang lain untuk membantunya di dalam kehidupan sehari-hari.
Individualitas manusia menciptakan ego yang sangat luar biasa dalam dirinya
namun hebatnya, meski begitu manusia tetap ingin membentuk kelompok.
Adik-adik saya. Jeki Landes with his friends |
Di zaman modern
sekarang ini, kecenderungan manusia untuk membentuk kelompok mungkin sudah sedikit
bergeser dari tujuan dari zaman dahulu kala. Membentuk kelompok bukan hanya
sekedar untuk melindungi diri pada ancaman yang semata-mata menyerang fisik
saja, tapi lebih luas lagi dari itu.
Sekarang-sekarang ini
banyak sekali organisasi dalam kehidupan bermasyarakat, meskipun sudah ada
negara sebagai wadah terbesar yang melingdungi hak-hak sebagai warga negara,
manusia masih merasa perlu mendirikan organisasi-organisasi lain. Katanya,
organisasi adalah wadah untuk kumpulan orang-orang yang memiliki satu tujuan
bersama, yang memiliki visi dan misi yang sama pula untuk mewujudkan
tercapainya tujuan yang diharapkan tersebut.
Tidak ada yang salah
dengan mendirikan organisasi atau membentuk kelompok, selama itu tidak menyalahi
undang-undang negara, norma agama, norma adat, dan norma-norma lainnya yang
tidak menyalahi kebenaran. Yang menjadi penting menurut saya adalah, bijaklah
memilih dan masuk dalam organisasi atau dalam suatu perkumpulan kelompok.
Masuklah ke dalam organisasi atau kelompok yang dapat mengembangakan diri kita
lebih baik, mengembangkan kelompok atau organisasi lebih baik dan yang
berdampak baik pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, lingkungan, negara dan
yang lebih penting adalah dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan yang Maha
Esa.
Dalam kehidupan remaja
dan anak muda, selain organisasi resmi, biasanya para anak muda cenderung untuk
membentuk kelompok dalam pergaulannya sehari-hari. Kembali lagi pada prinsip
bahwa orang-orang yang memiliki tujuan bersama dan dengan cara bersama juga
ingin mencapai tujuan tersebut melalui kelompoknya. Yang membanggakan dan
menyejukkan hati dan mata adalah ketika sekumpulan anak muda membentuk kelompok
yang memang memiliki tujuan yang baik dan mulia, contonya melihat sekumpulan
remaja atau mahasiswa yang aktif dalam kelompok keagaaman sedang duduk bersama
di bawah pohon rindang di atas rumput hijau, saling bercengkrama, sharing tentang ilmu agama dan hal-hal
baik yang terkait dengan agamanya dan merencanakan kegiatan-kegiatan sosial
yang akan mereka lakukan untuk waktu-waktu yang akan datang. Wahhh... serasa
hawa surga merembes ke bumi. Atau mungkin melihat para anak muda yang tertarik
pada suatu teknologi atau pengembangan ilmu pengetahuan tertentu, sedang sharing dan berdiskusi tentang hal-hal
termuktahir mengenai minatnya itu. Wahh... mereka nantinya mungkin akan
menciptakan sesuatu yang baik dengan tujuan untuk memudahkan hidup manusia di
bumi. Jika dipikir-pikir, masih banyak contoh kelompok-kelompok anak muda
lainnya yang memiliki aktivitas yang baik dan memberi dampak baik untuk dirinya
sendiri, keluarga, lingkungan belajarnya, lingkungan masyarakat, bahkan memberi
kebaikan kepada negara dan karena tidak menyalahi nilai-nilai kebenaran, saya
pikir masih bisa dipertanggungjawabkan kepada Tuhan yang Maha Esa.
Seperti halnya di
dunia material, bagaimanapun tidak akan ada kristal yang sempurna dimuka bumi
ini, pasti memiliki defect. Begitu
juga dengan kelompok-kelompok yang diciptakan oleh anak muda. Saya lebih suka
membahas tentang kelompok anak muda karena saya pikir, karena kita muda maka
kita harus berkarya dan produktif. Dengan harapan, keproduktifan kita
seharusnya kita arahkan kepada semua hal yang baik. Dalam kehidupan kita,
ternyata tidak semua anak muda membentuk kelompok dengan tujuan yang baik. Miris
rasanya melihat banyak anak muda yang membentuk kelompok dengan tujuan yang
tidak baik, contohnya adalah anak muda yang membentuk “genk-genk “ dengan tujuan melakukan kekerasan atau bully kepada anak muda lainnya. Entah
bagaimana, hal seperti ini sangat marak terjadi di Sekolah Mengengah Atas atau
sederajat. Di media elektronik misalnya: tv, berita online, radio dll dan bahkan di media massa, kita seringkali
disuguhi dengan berita tentang sekelompok anak sekolah atau anak muda yang
melakukan kekerasan terhadap temannya. Yang tidak kalah populernya lagi adalah
sekelompok remaja/anak muda bahkan yang notabene seorang siswa membentuk
kelompok yang kita kenal dengan sebutan “Begal”. Kelompok ini sangat sadis,
bahkan demi merampas dan merampok, mereka tidak segan melukuai korbannya dan
yang lebih parahnya lagi tidak segan untuk membunuhnya.
Saya pikir, maka itulah
pentingnya bijak dalam memilih teman. Bagaimanapun, kita memang tidak bisa
hidup sendiri di bumi, tapi bijaklah memilih teman, karena pertemanan adalah
dasar dari terbentuknya kelompok. Pertemanan atau persahabatan yang baik, akan
membawa kita melakukan hal yang baik pula. Bukan untuk membeda-bedakan manusia
atau tidak boleh berteman dengan sembarangan orang. Pilihlah teman yang baik
ilmu agamanya, yang hormat kepada orang tua dan para pendidik, yang memiliki
etika baik, sopan, rajin belajar, berjiwa sosial yang baik, rajin menabung,
suka kebersihan, dan yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik lainnya.
Sedikit banyak seseorang akan ikut terpengaruh dengan pola hidup orang yang ada
disekitarnya. Nah, jika kamu berteman dengan orang yang memang baik seperti
contoh yang telah disebut tadi, maka sedikit banyaknya juga kamu akan ikut
terpengaruh olehnya. Pengaruh baik dari teman yang baik ditambah dengan kemauan
dari diri sendiri akan menjadikanmu baik. “Baik”itu memang relatif, tapi nurani
setiap orang pasti mengetahui mana yang baik dan benar atau sebaliknya. Jika
kita tahu mana yang baik dan benar,
mengapa tidak melakukannya saja?
Memilih teman, tidak
hanya terfokus pada teman yang baik saja. Saya pikir, jika seseorang sadar akan
dirinya dalam artian menyadari dirinya tidak akan terikut atau terpengaruh pada
kebiasaan buruk orang lain, dan bahkan dapat menuntun seseorang yang dianggap
tidak baik menjadi baik, maka tidak salah berteman bahkan dengan orang yang “relatif
tidak baik” tersebut. Kenapa? Karena kalau kamu dapat membawa seseorang pada
kebaikan dan kebenaran untuk kemudian hidup bersama dan berkembang di dalamnya,
kenapa tidak? Itu artinya kamu punya nilai lebih dan dampakmu semakin bernilai.
Kembali kepada tentang
kecenderungan manusia untuk membentuk kelompok, dalam cakupan terkecil yakni
pertemanan dan persahabatan, maka bijaklah memilih teman atau sahabat. Dalam
persahabatan yang sehat, seorang sahabat bisa lebih akrab dari saudara. Sahabat
yang baik akan menuntunmu pada perkembangan yang baik, bukan sebaliknya. Yang
benar-benar teman adalah yang menasehatimu secara langsung demi kebaikanmu,
meski pahit tetap berkata jujur kepadamu, bukan sebaliknya membicarakan
keburukanmu di belakangmu kesana-kemari tanpa memberi penyelesaian bagaimana
mengatasi keburukanmu itu. Intinya, teman yang baik akan membawa mu berkompetisi
pada kebaikan, membuatmu mengembangkan dirimu lebih baik, memotivasimu untuk
lebih berdampak baik pada dirimu sendiri, keluarga, teman, lingkungan,
masyarakat dan bahkan akan mengajakmu lebih dekat kepada Tuhan.
Dalam
keindividualitasanmu, bersosiallah! Berkelompoklah dengan orang-orang yang
memiliki tujuan mulia, yang membuatmu berkembang dalam semua kebaikan, dan
bersama-sama memberi dampak baik kepada semua aspek kehidupan.
Adik-adik saya lagi bereksperimen, mereka pecinta fisika (#coba-coba eksperimen optik) |
Komentar
Posting Komentar