Defect
Defect
By : Sondang Martini Kurie Siregar
Remah roti murahan yang
kau nikmati di malam lalu
Tertinggal di
bibirmu.
Sebegitu nikmatnya
kah?
Tanyaku bergumam angkuh dalam pikir.
Masih di pantai itu,
Jejak kakimu belum
juga terhapus oleh deburan ombak.
Hanya angin yang sedikit
mengurangi kejelasan bentuk awalnya namun tak banyak.
Sayangku,
Pagi ini kamu meminta
kopi cintaku
Aku bimbang,
Cacat garis itu terlihat
jelas pada permukaannya.
Haruskah ku tuang
untukmu penuh?
Atau setengah penuh?
Gelasmu terlalu getas
sayangku,,,
Pulanglah !
Lebur lagi agar luruh
Beri aku bentuk yang
baru.
Ahh,, nikmatnya kopi
cintaku
Setelahnya, haruskah
ku tuang untukmu penuh?
Atau setengah penuh?
Atau mungkin tidak
sama sekali?
Semalam tadi ,
Di luar jendela,
kulihat kunang-kunang berkeliaran
Namun malam tetap
saja samar.
Jika mau, malam ini jadilah
mercusuar
Mungkin aku akan
memandang berkasmu terpancar.
Komentar
Posting Komentar