Di Bawah Hujan Waktu Itu
Di bawah hujan waktu itu
Kulingkarkan tanganku di pinggangmu
Saat tetap kau pacu sepeda motor mungilmu di jalan menanjak, kita tetap melaju
Bau dedaunan basah menenangkan jiwa
meski menggigil, hatiku hangat.
Di bawah pondok saat hujan waktu itu,
kita nikmati kopi sehangat cinta baru mekar
Tak banyak kita bicara
kita selami pikiran kita saling mengenal lewat tatap yang diam-diam segaja menyibak makna dari bola-bola mata yang malu-malu saling berpandang
Hujan itu tidak juga redah
Sigap kau bukakan jaket kulit warna coklat tuamu memayungi kita dari air hujan yang disemburkan angin dari arah belakang pondok yang tak berdinding utuh
Bergetar lenganmu melingkar di pundakku
Hatiku berdegub kencang
seperti yang ku katakan saat sebelum itu
ketika kau tanyakan kenapa aku masih sendiri
"Belum bertemu seseorang yang dapat membuat jantungku berdegub kencang" ucapku di lalu.
Terus jika telah berdegub kencang sekarang, kamu kah orangnya?
Katamu sudah sejak dulu, sejak kita masih bermain dengan tanah dan melap ingus dengan tangan tanpa bersapu tangan sambil berlari di halaman sekolah atau pada saat sekedar mengajarimu matematika di sela waktu lonceng masuk belum tiba.
Katamu sudah sejak dulu, saat ku ketuk pintu rumahmu dan kamu malu
Ahh.. aku lupa.
Bahkan aku baru saja tersadar saat kita ada di bawah hujan waktu itu
kalau kita pernah duduk sedekat ini dulu, yah dulu sekali
Dulu itu kamu anak laki-laki aneh yang duduk tepat di sampingku berbagi meja.
yang sepanjang hari hanya diam dan tak pernah menyapa.
Katamu sudah sejak dulu, saat remaja malu-malu bertemu dan hanya memandang dari jauh
Entahlah,, yang ku tau saat itu jantungku hanya berdegub kencang ketika lenganmu melingkar di pundakku dan suara beratmu yang bergetar menghangatkan hatiku.
Komentar
Posting Komentar