Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Ternyata sedang lupa Tuhan

Gambar
LUPA TUHAN Tohok di dada. Lelah ini dari mana? Benang-benang kuatir merajut diri menjadi gelisah. Lebar semakin lebar hingga memenuhi hati. Hypochondria meraja. Mata nanar Arah tertuju kemana? Sementara di ujung jalan sana gelap semakin berjelaga. Ada yang telah terlewatkan. Saat tertawa, saat menangis, saat kecewa, saat pongah, Yaahh... ada yang terlewatkan. Apa itu hidup? Apa kesia-siaan? Apakah hidup adalah kesia-siaan? Ahh.. jiwaku gelisah di dalam aku ragaku menginersia pada diam aku gelisah... ternyata AKU LUPA TUHAN 

Addicted

Gambar
Addicted Malam hanya malam yang dilatari gelap. Sepi dan dingin takkan jauh dari gelapnya yang meredam semua angkuhnya sinar mentari. Tak ada sesuatu yang hebat dalam siang yang mampu membuatnya bertahan dalam waktu yang berputar. semuanya hanya putaran waktu dan kejadian-kejadian yang hampir sama, lagi dan lagi terulang untuk beberapa hal yang tampak berubah namun tak sepenuhnya berubah. Entahlah apa aku sudah membenci siang atau terlalu mencintai malam.  Ada sesuatu yang kosong dalam hati yang tak ku mengerti. Entahlah apa yang ku suka dari kopi. Aku hanya ingin terus dan terus menikmati caffeinnya yang mungkin saja bisa membunuhku perlahan. Seperti suatu kebiasaan yang sulit bahkan mungkin sudah tak bisa diubah. Saat mencoba berpaling pada teh yang lebih ringan, di sana tak ada sensasi seperti yang ditawarkan oleh kopi, hanya ada rasa yang datar. tak cukup sanggup memberi sesuatu yang menggetarkan jiwa. kopi hanya kopi yang pahit namun mendegupkan jantung. mungkin aku tel

mencoba romantis :)

Gambar
Ter-untuk Kekasihku Oleh : Sondang Matini Kurie Siregar Kamu tau sayang,, Aku membisikkan rindu di sela angin yang berhembus di senja. Berharap menyelusup lembut ke dalam hatimu yang jauh terpisah jarak denganku. Kekasihku,, Dapatkah kita taklukkan ruang yang memisahkan kita? Atau, mendahului waktu yang seolah menenggelamkan kita dalam jarak? Dalam percaya, Cintaku tetap mengukir asa. Putih berbunga, Melaju kita diiring nada yang kita kenal dengan jelas. Indah rona romansa yang bahagia.

Ahh 2

Gambar
A h h ,,,,,, 2 By : Sondang Martini Kurie Siregar Sebelumnya Kamu mungkin tidak pernah menyangka, betapa rumitnya aku. Aku bahkan tidak mengerti tentang kompleksitasku yang aneh. Ini tidak sesederhana yang awam pikirkan. Aku takut. Aku takut saat waktu memberi pilihan. Dan aku tidak bisa membedakan siapa yang datang untuk tetap bertahan atau hanya sekedar singgah. Harum romansa begitu semakin merebak dan hampir tak kuasa ku bendung, perlahan lembut menyelusup di celah yang tak sengaja lama kulupakan keberadaanya. Ini bukan yang pertama kali, Tapi aku tetap saja takut terhempaskan angin yang akan membawa wangimu pergi berlalu. Aku takut jika harus terikat pada kisah yang terancang. Saat cerita tidak lagi tentang kita, entahlah apa nantinya aku masih tetap bisa tersenyum di kisah yang lain. Sungguh, aku takut memulai. Aku takut terikat. Aku takut Cinta,,,Ahh,, entahlah...Aku mungkin sudah mati sepertiga....         “cintaku lembut menyapamu lewat sepoi dan wewangi bunga ya

Joie de vivre

Gambar
Joie de vivre Dedaun gugur, terhempas detik yang berkejaran. Namun pokok tetap tegak dengan reranting yang memunculkan hijau baru. Menyelinap keluar dari sela daun dan batang, bunga menebar harum yang sentakkan para serangga untuk mendekat. Ahh,, lebah ini hanya sekedar singgah untuk nektar yang menggoda. Setelah meneguk, akan berlalu dan tak akan bertahan untuk tetap tinggal. Kumbang-kumbang juga hanya tau berceloteh di bawah biru, meski dalam gelap mereka bukan apa-apa. Ada juga serangga-serangga kecil lain yang datang untuk sementara bertahan untuk berlindung di balik lembut daun dan nyamannya batang yang kokoh berdiri. Hanya malam yang selalu setia melatari pokok bunga. Dalam ruang tak terbatas, pokok bunga ini berespirasi   untuk tetap bertahan sampai biru kembali muncul. Lagi dan lagi setia memberi indah pada padang yang selalu menanti wewanginya... Joie de vivre..

Defect

Gambar
Defect By : Sondang Martini Kurie Siregar Remah roti murahan yang kau nikmati   di malam lalu Tertinggal di bibirmu. Sebegitu nikmatnya kah? Tanyaku bergumam   angkuh   dalam   pikir. Masih di pantai itu, Jejak kakimu belum juga terhapus oleh deburan ombak. Hanya angin yang sedikit mengurangi kejelasan bentuk awalnya namun tak banyak. Sayangku,  Pagi ini kamu meminta kopi cintaku    Untuk diisi dalam gelasmu. Aku bimbang,  Cacat garis itu terlihat jelas pada permukaannya. Haruskah ku tuang untukmu penuh? Atau setengah penuh? Gelasmu terlalu getas sayangku,,, Pulanglah   ! Lebur lagi agar luruh Beri aku bentuk yang baru. Ahh,, nikmatnya kopi cintaku Setelahnya, haruskah ku tuang untukmu penuh? Atau setengah penuh? Atau mungkin tidak sama sekali? Semalam tadi , Di luar jendela, kulihat kunang-kunang berkeliaran Namun malam tetap saja samar. Jika mau, malam ini jadilah mercusua